Sabtu, 20 Februari 2016

Suratku untuk Neptunus



Pernah lihat film perahu kertas? Film adaptasi novel karya penulis kenamaan Dee ini sangat menginspirasiku. Mungkin bagi sebagian orang cita-cita menjadi penulis dongeng itu nggak realistis. Tapi tidak buat Kugy, si orang aneh yang selalu membuatku iri.
Bagi Kugy, apa yang orang bilang realistis itu tak melulu sesuai dengan apa yang kita fikirkan, pada akhirnya kita tahu kok mana yang realistis dan mana diri kita yang sebenarnya. Well, terkadang aku ingin hidup seperti Kugy. Hidup dalam mimpi-mimpi adalah the real reality. Part yang paling aku suka dalam film ini adalah saat dimana Kugy menulis surat untuk Neptunus, lewat perahu kertas yang dihanyutkannya ke kali. Walau Kugy telah memutuskan untuk menyudahinya, kini giliranku untuk memulainya. Perahu Kertas, Siapkah kau berlayar denganku?

Dear Neptunus,
Hai Nus, apa kabar dilaut biru? Perahu kertasku yang kali ini akan membawakanmu kisah tentang perjalanan hatiku. Seperti layaknya sebuah hati yang mengharap bahagia, hatikupun seperti itu.

Kali ini aku bertemu seseorang nus, tapi dia beda. Senyum manisnya selalu mengembang dan menari-nari dalam fikiranku. Hmm, aku lupa kapan tepatnya, tapi yang jelas takkan kulupakan pertemuan itu. Dia memberiku harapan nus, tapi aku ragu untuk mengambil harapan itu. Aku masih terlalu takut. Awalnya aku berfikir ini cuma harapan sesaat. Tapi seiring berjalannya waktu, harapan ini tumbuh nus dan seakan memintaku untuk ingat kapan waktunya pemupukan.

Namun kau tahu nus, seperti layaknya pohon yang tumbuh untuk  pertama kali, rasanya ini sulit. Butuh banyak air agar tumbuh subur. Butuh pencahayaan yang tepat untuk bisa berkembang. Dan juga butuh waktu untuk masa panen. Tapi sampai kapan nus? Aku tak tahu. Aku masih terlalu cupu untuk masalah seperti ini.


Tapi, apakah aku berhak menerima semua ini? Yang jelas, Aku ingin mengenalnya lebih jauh nus, seenggaknya sampai dia jadi temanku. Teman setia yang selalu peduli dan memperhatikanku sepenuh hati. Sampaikan perasaanku ini padanya nus. Kutunggu balasanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar