Minggu, 07 Februari 2016

Kelakuan si Penjelajah




Hari itu hari libur dan kita tak tahu akan kemana jadwal kita hari ini. Kita hanya bisa menunggu, menunggu kepastian yang tidak pasti. Lama menunggu, aku mulai bosan. Kuputuskan untuk menyalakan televisi, dan yang kutemui adalah tayangan-tayangan yang tak jelas dan tak kupahami bahasanya sama sekali, sesekali muncul efek tertawa, tapi aku masih tak tahu apa yang lucu. Keterbatasan bahasa memang sungguh menghambat. Kubuka kulkas yang ada dikamar domitoryku tak kutemui apapun selain air mineral, huuh, aku lapar. Dan baru kuingat, kalau didepan Campus 2 Trat Technical College terdapat pasar. Kenapa tak coba saja aku kesana. Akhirnya aku ketok pintu kamar Suci dan kukatakan tentang ide gilaku. Dan ia ternyata juga antusias.


Kamar kami yang terletak di Campus 2 Trat Technical College yang cukup jaug dari gerbang depan sangat menyusahkan kami. Bagaimana tidak, mau keluar kampus saja kami harus berjalan cukup jauh sekitar 300-500 meter, benar-benar annoying. Dan penderitaan kami tidak berhenti sampai disitu saja, karena saat kami berjalan, bukan hanya kami yang berjalan tetapi ada yang mengikuti kami, makhluk yang tak diundang, makhluk yang mengikuti kami dari belakang dengan suara khasnya. Anjing Burik, begitulah aku dan Suci memanggilnya, benar-benar scary movie, anjing-anjing ini dimana-mana bukan hanya satu tapi banyak, berkeliaran dengan lidah menjuntai. Kami benci Anjing! Sebenarnya kami takut, tapi kami tetap bersikap tenang agar tidak mengagetkan mereka.


Setelah berjuang melewati berbagai rintangan, kami sampai di pasar yang kami maksud, tidak ada hal lain yang ingin kami beli selain makanan. Kami lapar. Dan lagi-lagi bahasa membatasi kami, saat kami bilang ingin beli “Chicken” sambil menunjuk nunjuk. Ibu penjualnya terlihat bingung, akhirnya daripada aku salah makan, kuputuskan membeli pisang goreng saja dan roti ditemani milkshake. Awalnya kita berencaa memakannya di kamar, tetapi karena keburu lapar akhirnya kita putuskan makan makanan yang baru kita beli dibangunan mirip pos ronda di pinggir jalan, bodo amat dah!. Saat makan kami terus berfikir, masih ada satu masalah lagi, bagaimana kita menghindari anjing-anjing itu saat pulang nanti?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar