Jumat, 05 Februari 2016

Cinta dalam Semangkuk Es Buah





Pernahkah kau merasakan cinta?
Bagaimana rasanya?
Apakah itu membuat hidupmu bahagia?

Itulah ungkapan yang sering terlontar dari mulut sebagian orang yang sedang kasmaran. Cinta? Persetan dengan cinta. Cinta itu ilusi, cinta itu bualan semata, bagaimana bisa seseorang merasakan cinta yang tak seharusnya ia rasakan, ya suatu perasaan cinta yang salah. Pernah dengar cerita tentang cinta segitiga? ya mungkin seperti itu gambarannya , dimana ada tiga lakon dalam kehidupan cinta rumit ini, ya mereka bertiga. Sebut saja mereka Durian, Nangka dan Alpukat. Mengapa Durian? Orang bilang durian itu rajanya buah,
banyak orang yang suka walau tak sedikit pula yang membencinya. Seperti durian pada lakon kali ini? Dia begitu sempurna, dia dambaan semua orang, yaah walau tak semua orang, at least untuk Nangka, Nangka? Kenapa Nangka? Karena durian temennya Nangka, dan itulah masalahnya disini. Lalu How is Alpukat? Kata orang Alpukat itu berkhasiat, bisa untuk obat, at least obat pelipur lara, dan Alpukat juga yang menemani Nangka kemana-mana. Dan berkat kekompakan Alpukat dan Nangka semangkuk es buah bisa sangat segar dinikmati di siang hari.

Semua berawal dari kekompakan Alpukat dan Nangka dan Durian, mereka sangat kompak, mereka juga melengkapi satu sama lain. Namun seiring berjalannya waktu muncul perasaan aneh, perasaan tak biasa yang dialami Alpukat terhadap Durian. Alpukat suka dengan Durian. Dan itu tak disadari oleh Durian, karena Durian berfikir itu tak mungkin terjadi pada mereka yang memang berteman dan mengerti satu sama lain. Alpukat hanya memendam perasaannya sendiri. Memendam kenyataan perih yang tak bisa diungkapkan.

Perasaan Alpukat mungkin memang sudah berubah, walaupun memang tak sepenuhnya hilang dan berusaha melupakan perasaan itu, berupaya menjalani hidup mereka layaknya hidup pada umumnya. Namun kebahagiaan itu hanya berlalu sesaat. Kesempurnaan Durian pun menggoda kepolosan Nangka, Durian dengan Nangka? Jelas tak mungkin bisa disatukan, tapi cinta berkata lain, cinta yang memilih. Namun seakan mengulangi kesalahan yang sama dengan Alpukat, Nangka  memilih diam dan jatuh sendirian. Tapi gelagat Nangka yang aneh tercium oleh Alpukat, dan Nangka tak bisa berkata apa-apa. Ia bingung tentang apa yang harus dilakukan. Belum usai menghadapi cinta yang salah, kini muncul kenyataan yang lebih pahit.

Mungkin Jawabannya ada ditangan Durian, tapi kita harus menunggu sampai Durian mencium bau keanehan ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar