Minggu, 07 Februari 2016

Dongeng dari Negeri Seberang



Hidup di negeri orang memang tak semudah yang kita bayangkan. Perbedaan budaya, bahasa, sikap, dan makanan menjadi hal utama yang menjadi sorotan. Namun kata orang perbedaan itu indah. Harmony in Diversity. Walau hal itu tak seratus persen sesuai dengan kenyataan.



Ingin kuceritakan tentang dongeng dari negeri seberang. Aku dan temanku Suci mungkin bisa dikatakan beruntung, karena kami mendapat kesempatan yang tak sembarang orang bisa mendapatkannya. Ya, sudah kuceritakan dalam postingan sebelumnya. We are being representative of our school to go abroad, Thailand 2012. Tinggal dinegeri orang selama satu bulan bukanlah hal yang mudah. Penuh tantangan, penuh hambatan, tapi juga penuh dengan pengalaman yang tak terlupakan.

Satu hal yang ingin kuceritakan adalah peristiwa unik 5 Desember 2012, Father Day (Hari Ayah). 5 Desember adalah tanggal kelahiran dari Raja Thailand Bhumibol Adulyadej. Untuk itu setiap tanggal 5 Desember masyarakat Thailand memperingatinya dengan menggelar upacara pagi dan sore serta karnaval keliling kota. bahkan hari itu ditetapkan sebagai hari libur nasional. Mungkin hal ini sama seperti hari kemerdekaan bagi masyarakat Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Begitu meriah, begitu sorak sorai keramaian. Lautan manusia dimana-mana, tumpah ruah mengelilingi jalan. Memakai baju yang sama, warna kuning dimana-mana.

Kami sebagai pendatang cukup antusias mengikuti kegiatan ini. Saya dan Suci ikut rombongan dari Trat Technical College mengikuti karnaval berjalan mengelilingi kota Trat pada sore hari. Terlihat tak begitu lengang, tapi kami masih bisa berjalan diantara keramaian. Apalagi kami ditemani sahabat kami yang baik hati Erk, Few, Don, dan Mr. Eric yang sangat humoris. Bahkan Few yang asyik berkutat dengan kameranya tak henti-hentinya mengambil gambar kami yang tidak jelas posenya apa, hahaha. Selama perjalanan pun kami tak henti-hentinya tertawa. Berbagi pengalaman satu dengan yang lainnya.


Finally, perjalanan ini berakhir di lapangan kota Trat.  Kegiatan ditutup dengan upacara sebentar menyanyikan lagu kebangsaan Thailand Phleng Chat Thai, dan lagu kebangsaan untuk Raja, Phleng Sansoen Phra Barami. Dan mulutku cuma bisa mangap-mangap nggak jelas pada saat itu. Setelah itu kami dikejutkan dengan parade kembang api yang sangat megah. Meretas kesunyian dikala hari yang mulai malam. Benar-benar malam yang tak terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar