Manusia memang tidak
pernah cepat merasa puas, pasti Ia akan berusaha meraih apa yang diimpikannya.
Tak terkecuali dengan diriku, kali ini aku akan menceritakan kepada kalian
tentang pengalamanku masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Ternyata susah sekali
masuk ke kampus impian, masuk Perguruan Tinggi tuh nggak segampang saat aku
masuk SMP dan SMK, untuk itu jangan merasa pintar gaees, karena ternyata masih
banyak orang-orang pintar dan memiliki otak brillian diluar sana.
Oh ya, sebelumnya
ingin kuberitahukan kalau aku ini lulusan SMK, iya SMK dan kalian tahu kan
prioritas anak SMK itu harus apa? Yupps Kerja, kita sebagai anak SMK dari awal
memang dibimbing dan diarahkan untuk bisa bekerja setelah lulus nanti,
bayangkan saat masuk kelas X saja kita sudah harus menetukan jurusan yang akan
kita tempuh selama tiga tahun kedepan, berbeda dengan anak SMA yang baru
penjurusan ketika kelas XI. Dan kalian yang anak SMK pasti pernah merasakan
kebingungan yang aku rasakan, kebingungan tentang memilih masa depan. Bingung
setelah lulus mau kuliah atau kerja? Dan itu yang aku alami. Alasan aku dulu
memilih SMK sih sepele, seperti yang dikatakan diatas lulusan SMK itu kalau
lulus bisa milih mau kerja atau kuliah, bagiku kalau bisa dapat dua kenapa kita
harus memilih yang satu. Mungkin bener sih kalau anak SMK itu bisa kerja dan
kuliah. Kerja? Bisa banget apalagi di SMK tempatku bersekolah dulu SMKN 2
Kendal terdapat BKK (Bursa Kerja Khusus) yaitu bagian yang menangani masalah
siswa siswa yang mau kerja dari mulai pendaftaran, info lowongan pekerjaan, dan
sebagainya. Kuliah? Bisa sih, buktinya aku bisa kuliah, tapi susah, susah buat
masuknya, mungkin bagi kalian anak SMK tahu maksudku.
Waktu itu saat udah
mau lulus aku masih bingung menentukan pilihan antara kerja atau kuliah,
sebenarnya dari lubuk hatiku yang paling dalam aku pingin kuliah belum pingin
kerja, tapi aku juga harus berfikir dua kali karena kuliah itu nggak makan
biaya yang sedikit. Karena masih ngeraba-raba akhirnya kucoba semua. Ada
recruitment aku coba daftar, ada pendaftaran kuliah baik itu SNMPTN maupun
SBMPTN aku juga daftar. Awalnya semua berjalan lancar-lancar saja, tapi masalah
ini mulai kompleks setelah aku lolos seleksi tertulis dan mendapat panggilan
wawancara perusahaan ke Bandung dan Jakarta. Yang aku takutkan cuma satu,
bagaimana kalau aku ketrima? Itu artinya aku harus memilih bekerja dan
meninggalkan mimpiku untuk kuliah. Mulai dari itu aku memutuskan bahwa ini
nggak bisa dilanjutkan, aku harus memilih salah satu antara kerja atau kuliah.
Akhirnya dengan pemikiran yang matang dan diskusi dengan orang tua aku
memutuskan untuk kuliah dulu. Tapi masalah tidak berhenti sampai disitu saja,
sudah memantapkan hati untuk kuliah artinya aku juga harus siap bersaing dengan
puluhan ribu orang-orang diluar sana yang ingin masuk ke kampus impian. SNMPTN
atau jalur prestasi akademik adalah langkah awal, masih kuingat dulu
prioritasku adalah Pendidikan Teknik Elektro UNNES, kenapa? Karena sesuai
dengan jurusanku di SMK, ya aku anak elektro, kata orang kalo mau lolos SNMPTN
itu harus milih sesuai dengan jurusannya di SLTA. Daripada gagal aku memilih
cari aman saja. Dan saat pengumuman ternyata namaku dinyatakan tidak lolos di
Universitas manapun, sediiiih. Tetapi aku tak boleh menyerah, masih ada jalur
lain, SBMPTN amunisiku berikutnya, masih kuingat moment ini sangat lucu sekali
kalau diceritakan, SBMPTN adalah seleksi tulis dan materinya naudzubillah
susahnyeee minta ampun. Prioritasku pada saat itu adalah Pendidikan Matematika,
Matematika, dan Sastra Inggris yang semuanya aku mendaftar di UNNES. Kalian
perhatikan prodi yang aku ambil, Aku daftar di Campuran gaees, sok banget anak
SMK daftar kelompok campuran yang artinya aku harus menempuh dua tes baik itu
Saintek dan Soshum. Waktu itu tesnya di UIN Walisongo Semarang, tes SBMPTN
dimulai jam 07.00 itu artinya nggak mungkin kalau aku berangkat dari rumah,
maka kuputuskan untuk berangkat satu hari sebelumnya bersama temanku Rangga
yang kebetulan juga tes disana, kami memutuskan mencari penginapan untuk malam
ini saja, tetapi seharian mencari aku tidak mendapatkannya. Aku bingung harus
bagaimana. Tiba-tiba Rangga mengecek hapenya dan menemui kontak salah satu
kakak kelasku SMP yang kebetulan kuliah disana, kita hubungi dia dan karena
kakak kelasku itu perempuan ia merekomendasikan kami tidur dikontrakkan
temennya yang laki-laki, syukurlah. Kita pergi kekontrakan temen kakak kelasku
yang diketahui bernama Fikri. Sampai disana kita masih kaku tak tahu harus
berbuat apa, bener-bener kikuk tinggal dengan orang yang tidak kita kenal, aku
berharap malam ini cepat usai. Tapi entah masih ingat atau tidak, buat mas
Fikri makasih ya atas tumpangannya, hahaha. Keesokan harinya hari yang ditunggu
tiba dan deeeg aku nggak bisa ngerjain apa apa, sumpah ya ini soal lebih susah
dari soal Olimpiade manapun yang pernah aku kerjakan. Lupakanlah aku sudah bisa
menebak hasilnya. Ya TIDAK DITERIMA. Aku nggak boleh menyerah, masih banyak
jalur yang bisa kutempuh, akhirnya aku ikut UMPN Polines, Polines? Awalnya aku
ragu, aku ini ingin masuk ke Universitas, bukan Politeknik karena memang
berbeda, di Universitas hal yang kita pelajari 70% Teori dan 30% Praktik,
sedangkan di Politeknik 60% Praktik dan 40% Teori. Jujur ya aku lebih suka
teori daripada praktik. Tetapi yang namanya kesempatan nggak boleh
disia-siakan. Akhirnya aku mendaftar Teknik Listrik Polines jalur UMPN,
sebenarnya jalur ini juga menggunakan tes tulis tapi soalnya nggak sesusah
soal-soal SBMPTN, cocoklah untuk kapasitasku yang memang lulusan SMK, dan saat
pengumuman ternyata aku diterima. Thanks God, mungkin memang harus seperti ini,
mungkin memang ini jalannya. Aku berjanji tidak akan menyia-nyiakannya. Setelah
itu aku mulai berfikir positif saja. Allah selalu punya cara untuk
membahagiakan umatnya. Tak penting dimana kita berpijak sekarang, yang
terpenting kearah mana kaki ini akan melangkah. Mungkin nama Polines tak
setenar nama UGM, UNDIP, UNNES, atau apalah, tapi sekarang yang terpenting
adalah pribadi kita, Ikan kecil dikolam yang besar bukanlah apa-apa, tetapi
ikan besar dikolam yang kecil? Itu baru LUAR BIASA.
aku juga terdampar disana namun aku menemukan hal baru yang awalnya tak ku ketahui, kini ku punya tujuan yang lebih jelas setelah kejadian terdampar yang terjadi hampir 2 tahun yang lalu. disini, di tempat ini aku menemukan bahagiaku
BalasHapuskag q mau tanya q pake accountnya sepupuq q alvi tahun ini alhamdulillah aq ketrima di polines tapi q nol sma skali gk tau tentang polines ,,, baca" katanya sekolah dipoliteknik itu susah apa dengan diriq yg jujur kurang disiplin gampang setress low terlalu serius berpikir dan kurang kreatif ni mampu melalui perkuliahan di polines? rasanya kok q minder y mb
Hapusno matter where we are, let's create our paradise here !
BalasHapusKak saya mo tanya nih,kalo kuliah di polines,terus masuk lewat jalur um. Nah apakah ukt-nya sama besarnya bila masuk lewat jalur yang lain?mohon dijawab y kak,makasih..
BalasHapuska, kakakku lagi mau daftar Pollines juga, tapi dia stressnya gak ketulungan, setiap hari mbelajar soal-soal SBMPTN, menurut kakak Soal UMPN Pollines setara enggak sama SBMPTN?
BalasHapuska, kakakku lagi mau daftar Pollines juga, tapi dia stressnya gak ketulungan, setiap hari mbelajar soal-soal SBMPTN, menurut kakak Soal UMPN Pollines setara enggak sama SBMPTN?
BalasHapusKakak² disini apa ada yang pernah ikutan UM polines rekayasa tahun 2017 ?
BalasHapusKalau ada tolong dong bagi soal nya ya
Trimakasih
Kakak² disini apa ada yang pernah ikutan UM polines rekayasa tahun 2017 ?
BalasHapusKalau ada tolong dong bagi soal nya ya
Trimakasih
Silakan kunjungi link berikut ini ya untuk dapatkan soalnya : https://umpn.mentorbelajar.com/2018/08/download-soal-umpn-rekayasa-dan-pembahasannya.html
Hapussemoga bermanfaat :)
Yang gua rasakan kemaren emang kayak gitu
BalasHapusBtw gua juga anak smk