Bunyi merambat melalui udara, Pancing dan kail
butuh benang agar dapat menjadi alat pancing. Sungai yang besar butuh jembatan
untuk menyebrang dari satu sisi kesisi yang lain. Semua itu perlu perantara.
Lalu seberapa pentingkah perantara itu? Seperti layaknya sebuah kalimat yang
butuh spasi untuk membentuk suatu makna, Apakah cinta juga butuh perantara agar
bisa bahagia?
Namun bagaimana jika perantara itu salah? Jembatan
saja bisa roboh, benang pancing pun bisa putus. Perantara tak selalu membantu,
terkadang perantara justru menghambat, menghambat jalan menuju kebahagiaan.
Saluran transmisi contohnya, mungkin sebagian orang menganggap kabel-kabel
transmisi itu sangat membantu mengalirkan arus dari pembangkit ke konsumen yang
nun jauh disana, tetapi hanya sebagian saja yang mengetahui bahwa panjang kabel
itu juga menghambat. Menyebabkan tegangan jatuh yang tak sedikit jumlahnya.
Kini pertanyaannya bagaimana jika ada perantara
diantara kita? Seperti kebanyakan orang, aku juga tak ingin diusik. Aku tak
ingin orang ikut campur dalam kehidupanku. Terlalu menyebalkan. Terlebih ia
selalu muncul, datang sebagai tamu yang tak diundang. Orang-orang tidak bisa
memberikan apapun yang aku mau. Karena yang aku mau cuma kebebasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar