Setiap daerah pasti memiliki ciri khas daerahnya masing-masing, tak
terkecuali di Trat, Thailand. Aku begitu senang tinggal disini. Setiap hari
penuh dengan makanan, setiap hari yang kita lakukan hanyalah berburu kuliner,
hahaha.
Masih kuingat hari pertamaku disana, saat Mr. Eric, Mrs. Debby mengajak
kami makan malam di salah satu restoran di Trat. Kami juga ditemani oleh Mr.
Glyn, Native teacher dari London. Kami berangkat kesana menggunakan mobil Mr.
Glyn karena kebetulan Mr. Glyn tinggal di satu domitory dengan kami di Campus 2
Trat Technical College. Sesampainya di tempat tujuan kami disuguhkan dengan
sajian kuliner yang lezat. Sebenarnya tak selera menurutku (you can find the
reason in the next post). Tapi bagi Suci, Pak Aji, Pak Sofyan mungkin ini
sangatlah enak.
Makan malam kami dibuka dengan menu Udang Crispy, Telur dadar isi kepiting,
dan sayur yang entah itu apa namanya. yang jelas menurutku rasanya aneh. Ya, I
can’t eat some dish. Aku nggak suka seafood sebenernya, yah tapi karena sudah
dipesan aku belagak makan aja walaupun menahan rasa pengen menyudahi semuanya.
Akhirnya semuanya berlalu, syukurlah. Makanan itu terasa gimana gitu, maklum
mungkin karena kami belum terbiasa dengan rasanya, wajar lidah Indonesia,
hahaha . Apalagi lidahku yang nggak mudah makan sembarang makanan. Namun
berbeda dengan temenku Suci yang rasa ingin tahunya tinggi, mungkin nafsu
makannya juga sih yang tinggi, hahaha. Selesai makan kami memesan es krim. Ini
yang aku suka, siapa sih yang nggak suka es krim. Semua orang pun ngiler
melihatnya. Sambil memakan es krim ternyata Mr. Erick juga memesan manisan yang
katanya harus kami coba. Salaka namanya, nama yang aneh, dan ternyata itu dari
buah Salak. Salak? Salaka? Is it same? Penasaran dengan rasanya kami mulai
mencoba, saat masuk kemulut rasanya sih biasa aja, tapi sensasi luar biasa itu
muncul ketika salaka tergigit oleh mulut kami, tiba-tiba mengalir batu es
dingin ditambah rasa asam yang bener-bener asam, uuuh bikin gigi ngilu, tapi
anehnya enak, rasanya bikin nagih. Bahkan Mr. Glyn yang dari London pun turut
penasaran kenapa bisa ada makanan semacam ini. Setelah itu kami menghabiskan
malam dengan tertawa dan bercerita satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar